Rabu, 04 September 2019


KONSULTAN DETEKTIF 

PERTAMA DI DUNIA

Farid Ma’ruf
Email: fm.duasatu@gmail.com

Judul                          : Petualangan Sherlock Holmes
Diterjemahkan Dari : The Adventures of Sherlock Holmes
Jenis                           : Fiksi, Kumpulan Cerpen
Penulis                        : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah               : Dra. Daisy Dianasari
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
The Adventures of Sherlock Holmes adalah kumpulan cerpen pertama dari buku seri cerita detektif Sherlock Holmes yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle. Buku ini menampilkan 12 kisah Sherlock Holmes bersama partnernya, Dr. Watson, dalam memecahkan kasus-kasus yang dihadapinya. Holmes adalah seorang konsultan detektif pertama di dunia yang hidup pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Kemuampuan analisisnya sangat luar biasa. Dengan hanya mengamati sebuah topi saja, Holmes dapat membuat beberapa kesimpulan yang tepat mengenai sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan pemiliknya.
Penerjemahan The Adventures of Sherlock Holmes dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia menjadi Petualangan Sherlock Holmes dilakukan oleh Dra. Deasy Diansari. Secara keseluruhan, penerjemah mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis teks sumber.
Mengacu pada delapan metode penerjemahan Newmark (Newmark, 1988), penerjemah menggunakan metode semantis. Penerjemah berusaha mengalihkan makna teks sumber sedekat mungkin ke dalam teks sasaran dengan struktur sintaksis bahasa sasaran tapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber. Penerjemah, misalnya, tetap mempertahankan gaya narasi teks sumber ke dalam teks sasaran. Bentuk paragraf teks sumber juga tetap dipertahankan meskipun paragraf-paragraf itu terkesan terlalu panjang untuk standar bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh penerjemahan paragraf  yang mewakili analisis itu:
Jenis Teks TSu adalah naratif, yaitu teks yang bercerita mengikuti alur waktu (Guru, 2012). Sedangkan jika dilihat dari fungsi bahasanya, TSu memiliki fungsi ekspresif, yaitu berorientasi pada penulis sebagai sumber penyampai berita (Machali, 2000). Selain ekspresif, Tsu juga memiliki fungsi estetik, yaitu untuk memberikan rasa puas atau rasa senang (Machali, 2000). Tujuannya menghibur pembaca dengan pengalaman nyata atau khayal. 

Penerjemahan buku-buku di Indonesia sepertinya memang didominasi oleh karya-karya fiksi prosa. Hal ini mungkin disebabkan oleh alasan bisnis, mengingat jenis karya seperti inilah yang biasanya laris di pasaran. Sebagaimana dikatakan oleh Williams dan Chesterman (2002), melalui karya seperi inilah penerjemah, khusunya penerjemah tetap, mencari nafkah.
Dengan menggunakan  metode semantis,  penerjemah telah berhasil menyajikan teks terjemahan yang baik menurut standar Larson. Menurut Larson (1984), terjemahan yang ‘memadai’ harus memenuhi kriteria accuracy (ketepatan), clarity (kejelasan), dan naturalness (kewajaran). Untuk mencapai standar demikian, ada sejumlah prosedur yang digunakan oleh penerjemah ketika menghadapi masalah dalam penerjemahan, yaitu modulasi, transposisi, catatan dan padanan budaya.
Prosedur modulasi digunakan, misalnya, dalam  menerjemahkan kalimat berikut:
Teks Sumber
Teks Sasaran
I have seldom heard him mention her under any other name.
Dia tak pernah menyebut wanita itu dengan istilah lain.

Pada kalimat di atas, terdapat perubahan sudut pandang. Sebetulnya, penerjemah dapat mempertahankan sudut pandang sebagaimana dalam teks sumber, namun ia mengubah sudut pandang agar teks terjemahan terasa lebih wajar dalam bahasa sasaran. Modulasi seperti itu disebut modulasi bebas. Modulasi bebas digunakan karena alasan non-linguistik, penerjemah hanya mencari padanan yang alami dalam bahasa sasaran (Al Farisi, 2011).
Prosedur trasnsposisi sangat sering digunakan terutama dalam menerjemahkan frasa. Hal ini disebabkan perbedaan pola frasa dalam bahasa Inggris (BSu) dan bahasa Indonesia (BSa). Di samping itu, transposisi juga digunakan dalam menerjemahkan kalimat. Seperti dalam kalimat berikut:
Teks Sumber
Teks Sasaran
He was, I take it, the most perfect reasoning and observing machine that the world has seen, but as a lover he would have placed himself in a false position.
Menurutku, dia bagaikan mesin pemikir dan pengamat terbaik yang pernah ada di bumi ini tapi bila berhubungan dengan masalah asmara, dia selalu serba salah.

Penerjemah juga menggunakan prosedur catatan untuk menerjemahkan kata dalam BSu yang tidak ada padanannya dalam Bsa. Penggunaan prosedur catatan dapat dilihat dalam penerjemahan berikut ini:
Teks Sumber
Teks Sasaran
he was on Wednesday brought before the magistrates at Ross, who have referred the case to the next Assizes.
Pada hari Rabu dia diadili di Ross, dan kasusnya kini diajukan ke Pengadilan Assizes*.

*Pengadilan keliling dari pusat

Penambahan keterangan mengenai Assizes dilakukan dengan cara pemberian catatan kaki agar pembaca mampu memahami kata tersebut tanpa harus mengganggu keindahan teks.
Selain ketiga prosedur yang disebutkan di atas, penerjemah juga menggunakan prosedur padanan budaya. Prosedur ini memang tidak dapat dihindari dalam menerjemahkan kata yang memiliki nuansa budaya, misalnya dalam menerjemahkan salam pembuka dan penutup dalam surat. Pemadanan budaya dilakukan agar tercapai kesepadanan yang tepat tapi juga jelas dan wajar dalam Bsa. Berikut ini contoh yang ditemukan:
Teks Sumber
Teks Sasaran
Dear  Mr. Holmes:

I am very anxious to consult you as to whether I should or should not accept a situation which has been offered to me as governess. I shall call at halfpast ten to-morrow if I do not inconvenience you.

Yours faithfully,
VIOLET HUNTER.
Mr. Holmes yang terhormat,

Saya ingin berkonsultasi dengan Anda tentang apakah saya sebaiknya menerima tawaran pekerjaan sebagai guru les privat di suatu tempat tertentu « atau tidak. Saya akan datang besok jam setengah sebelas, kalau Anda tak keberatan.

Hormat saya,
VIOLET HUNTER

Tak ada gading yang tak retak, tak ada terjemahan yang tak lepas dari kekurangan. Dalam terjemahan yang terlihat hampir sempurna ini sekalipun masih dapat ditemukan penghilangan makna. Penghilangan makna dapat ditemukan dalam penerjemahan berikut:
Dalam teks terjemahan, tidak ditemukan  padanan dari ‘Then I have just time’. Mungkin saja penerjemah membiarkannya (tidak menerjemahkanya) untuk alasan tertentu. Tapi, dengan tidak diterjemahkannya unsur itu, makna dari kalimat di atas tidak lagi sesuai dengan teks sumber. Tidak terlihat bahwa Holmes ingin memanfaatkan waktu satu jam sebelum kedatangan kliennya untuk memperjelas kasus yang akan dihadapinya, sebagaimana terkandng dalam teks sumber.

Meski demikian, secara keseluruhan, buku Petualangan Sherlock Holmes yang diterjemahkan dari The Adventures of Sherlock Holmes ini tetap ‘sempurna’ untuk dinikmati oleh para pecandu cerita detektif, khususnya para Sherlockian Indonesia.

Referensi
Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.

Guru, Eka Nasema. Jenis Teks dalam Bahasa Inggris. http://ekagurunesama.blogspot.com/2012/01/jenis-teks-dalam-bahasa-inggris.html, 2012.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Tarjim Al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia. Tangerang: Dikara.

Larson, Mildred L.. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa, Jakarta: Arcan, 1989.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.

Newmark, Peter. Approaches to Translation. Hertfordshire: Prentice Hall, 1988.

Williams, Jenny dan Andrew Chestermen. The Map A Beginer’s Guide to Doing Research in Translation Studies. Manchester: St. Jerome, 2002.

No Response to " "