Bagi
stiap muslim, Ramadan tentu punya makna trsendiri. Ramadan bukan rentang
waktu biasa, hari-harinya sudah pasti dilewati dengan lebih memiliki kesan.
Bahkan, bagi sebagian besar muslim Indonesia, termasuk saya, Ramadan jadi satu-satunya bulan hijriah yg dihafal (diketahui dengan pasti) tanggalnya,
bahkan dihitung jumlah sisa harinya terutama menjelang akhir.
Tak mengherankan jika kemudian Ramadan dijadikan ladang
komersil yang ramai. Semua hal yg beraroma keislam-indonesiaan laku keras
di bulan ini. Bahkan hal-hal yang tak ada kaitannya sama skali dengan Islam,
dikait-kaitkan agar juga bisa laku dijual.
Sayangnya, banyak
pihak tak bertanggung jawab (saya tak menyukai penggunaan kata oknum),
yang justru memanfaatkan momen Ramadan dengan sebesar-besarnya, tapi malah merusak
kesucian dan ketinggian makna Ramadan. Ironisnya, 'dagangan' mereka
justru kerap kali jadi yang paling laku keras.
Senin, 30 Juni 2014
Aduuh, SUCI 4 Sayangeeee...!
0
Sebagai sebuah ajang kompetisi pencarian bakat di televisi, Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV (SUCI
Kompas TV) baru saja merampungkan season yang ke-4. Meski baru mencapai pergelaran
ke-4, SUCI Kompas TV telah mencapai keberhasilan dengan banyak peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya terobosan yang dilakukan seperti dilibatkannya
penonton untuk memilih komika favorit, diadakannya SUCI 4 tour ke SMA 52 dan
pabrik Lion, serta diberikannya kesempatan
bagi 4 komika yang sudah close mic
untuk kembali mascall back.
uk ke dalam kompetisi melalui ajang
uk ke dalam kompetisi melalui ajang
Peningkatan yang dicapai juga dapat terlihat dari semakin
banyaknya pesrta audisi yang ikut ambil bagian. Hasilnya, peserta yang lolos dari audisi pun jumlahnya
mencapai 20 sehingga harus digelar dua preshow untuk mengeleminasi lima peserta
dan menyisakan 15 finalis saja.
Dilihat dari cara delivery-nya,
pada ajang SUCI 4 ini, banyak bermunculan komika dengan gaya delivery deadpan. Sayangnya, mereka kurang berhasil dengan gayanya yang
memang berisiko. Terbukti dari kegagalan Benny memikat juri dan harus close mic pada show 3. Puncaknya adalah ketika
Dodit juga harus Close mic pada show
13.
![]() |
Penampilan Dodit di show 13 sebelum close mic |
Komika jenis pertama menginginkan penonton tak hanya
tertawa, tapi ia juga ingin menyampaikan sesuatu baik yang bernilai informatif,
kritik ataupun sekedar keresahannya. Komika jenis kedua memandang Stand Up Comedy sebagai sebuah hiburan
di mana ia hanya ingin membuat penonton tertawa dan melupakan sementara
beban-beban hidupnya.
Boleh dikatakan bahwa ajang SUCI Kompas TV Season 4 ini
adalah milik komika jenis pertama. Hal ini terbukti dari tiga besar finalisnya yang merupakan komika
yang secara konsisten ‘menyampaikan sesuatu’ melalui Stand Up Comedy-nya yaitu Abdur, David dan Dzawin.
Meskipun saya kecewa karena komika favorit saya, Abdur, hanya
menjadi runer up (Aduh Mama Sayangeeee),
saya ucapkan selamat kepada David yang memang pantas meraih predikat juara. Selamat
juga untuk Kompas TV atas keberhasilannya dengan SUCI Season 4, tidak hanya menghadirkan
tawa, tapi juga menginspirasi. Terima kasih banyak!
![]() |
Abdur, konsisten menyampaikan suara minor dari Timur |
![]() |
Sang Juara, David, pada saat grand final |
Langganan:
Postingan (Atom)