Kamis, 17 Juli 2014

Catatan seorang Milanisti Syariah

0


Apakah saya milanisti? Entahlah, karena saya tidak tau atribut atau kriteria apa saja yang harus melekat dalam diri saya untuk bisa dikatakan sebagai Milanisti. Apa saya cinta Milan? Itu pun tak pasti, tergantung bagaimana definisi cinta.

Benar, bahwa ada sesuatu yang seperti menarik2 saya untuk selalu ikut menyaksikan ketika Milan bermain, meskipun hanya lewat layar kaca. Dan Ya, ada sedih dan kecewa dan kadang-kadang teramat besar kekecewaannya ketika melihat Milan gagal menang atau bahkan harus kalah. 

Tentu saja, ada senang bahkan bangga ketika Milan menang apalagi berhasil meraih trofi. Berjingkrak2, melompat2, berteriak2 memekikan suara Forza Milan itu pun kadang2 saya lakukan bersama teman2 yang lain. Apakah itu cinta? Entahlah!

Hanya saja, jika saja benar saya Milanisti, dan jika memang cinta itu ada untuk AC Milan,  maka saya tidak akan menempatkannya d urutan pertama dalam daftar cinta. Tak mungkin saya biarkan kecintaan terhadapnya (jika memang itu benar2 cinta) mengalahkan cinta kepada saudara2. Sedangkan, di atas cinta untuk saudara  masih ada cinta untuk keluarga serta kedua orang tua. Lalu, di atas itu semua, tentu hanya ada dua cinta yang harus ditempatkan di daftar teratas, yaitu cinta kpada Nabi dan Tuhan, Allah SWT.

No Response to "Catatan seorang Milanisti Syariah"